Senin, 30 November 2015

ANNAS : Indonesia darurat ajaran Syiah

SJO BANDUNG - Negara Indonesia saat ini berada dalam posisi darurat syiah, pernyataan ini merupakan bagian butir dari pernyataan sikap ANNAS dalam Mudzakarah Nasional, (minggu, 29/11). Mudzakarah Nasional aliansi nasional anti Syiah (ANNAS) yang dihadiri oleh 300 ulama dan tokoh masyarakat
berlangsung di Masjid Al Fajar Jl. Cijagra, Bandung.

Telah menyepakati beberapa butir pernyataan sikap terhadap ajaran syiah dan ditanda tangani oleh Ketua Dewan Majelis Syuro, Ketua Pengurus ANNAS Pusat, serta seluruh tokoh yang hadir dalam Mudzakarah tersebut. Dalam salah satu butir pernyataan sikap terhadap syiah tertulis, Indonesia berada dalam posisi darurat ajaran syiah, dalam butir tersebut dijelaskan bahwa keadaan ini karena campur tangan dan intervensi keagamaan, budaya, ekonomi, dan politik Negara Syiah Iran.

Dalam butir pernyataan yang lain ANNAS juga mengingatkan umat dan Pemerintah, ajaran syiah bukan hanya sekedar perbedaan mazhab, bukan juga sekedar sekte teologis, melainkan suatu gerakan politik dengan ideologi imamah yang disinyalir berpotensi membangun konflik dan makar untuk merebut kekuasaan.

Namun dibalik ketegasan sikap yang ditunjukkan ANNAS, Ketua ANNAS Pusat KH. Athian Ali M, L.c.,M.A. mengatakan, "ANNAS menyatakan anti syiah, bukan berarti mendukung sikap radikalisme atau merupakan gerakan intoleransi dalam beragama, melainkan sikap tegas umat islam untuk mewaspadai akan penyimpangan dan bahaya ajaran syiah bagi umat, bangsa, dan negara".

Lanjutnya, "ajaran mereka (Syiah) jelas berbeda dengan islam, siapapun setiap warga negara memiliki hak dalam setiap keyakinan yang berbeda, negeri ini menjamin akan hal itu. Ajaran syiah berbeda dengan islam, baik aqidah, syariat, dan akhlak namun celakanya mereka (syiah) dalam ajarannya mencaci apa yang diyakini umat islam" jelasnya dalam memberikan keterangan kepada awak media.

Pernyataan sikap ANNAS terhadap syiah melalui Mudzakarah Nasional kemarin dihadiri dan didukung penuh hampir seluruh pengurus ANNAS dari berbagai daerah seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, NTB, Riau, Sumatera Barat, Sumsel, Sumut, Kalsel, Kaltim, Sulsel, Aceh dan Bali. Selain menghasilkan pernyataan sikap terhadap syiah, Mudzakarah Nasional kemarin lakukan kegiatan seminar dengan menghadirkan beberapa tokoh yakni KH. Abdus Shomad (ketua MUI Jatim), KH. Faturahman Kamal, Lc (ketua majelis PP Muhammadiyah), Mayjen (Purn) Kivlan Zein (mantan Kas Kostrad), dan Prof. Dr. H. Asep Warlan Yusuf, S.H., M.H. (pengamat/pakar politik dan hukum) sebagai pembicara dalam kegiatan seminar tetsebut.

Kehadiran ANNAS ditengah tengah masyarakat indonesia yang sudah lebih dari satu tahun ini diharapkan mampu menjadi benteng awal dalam menjaga aqidah, syariah, dan akhlakul karimah umat islam di Indonesia dari ancaman perusakan tokoh dan pengikut syiah.

"Kehadiran kami (ANNAS) diharapkan dapat menjadi wadah bagi umat untuk menyampaikan keresahan dan aspirasi umat agar tidak melakukan hal hal yang dapat mengganggu suasana kondusif, selain menerima laporan dari masyarakat kami juga akan melakukan sosialisasi dan pemahaman akan bahaya faham ajaran ini, pembekalan diklat terhadap guru karena disinyalir ajaran syiah telah masuk dalam dunia pendidikan, kami juga telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat seperti Mabes Polri, Menkopolhukam, DPR-RI Komisi 8, untuk di Jawa Barat koordinasi dengan Kapolda dan Pangdam III, demikian agar setiap potensi konflik seperti di Garut dan Balikpapan tidak terjadi lagi ",tandas Ketua pengurus ANNAS Pusat ini.(Cuy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar