Rabu, 09 Desember 2015

WRC 2015 BRASIL & RUSIA Kuasai Kelas Anak Muda


SJO CITARIK - Seperti di Kejuaraan Dunia Arung Jeram (WRC/World Rafting Championship) 2013 Selandia Baru, kiblat olahraga arung jeram dunia tetap berada di Brasil (Kelas U-23/Di bawah usia 23 tahun Putri dan Putra serta Kelas Terbuka Putra), Rusia (Kelas U-19/Di bawah usia 19 tahun Putri dan Putra), Selandia Baru (Kelas Master/Di atas 40 tahun Putri dan Putra), serta Republik Ceko (Kelas Terbuka Putri).  Pada IRF WRC R6 2015 Indonesia, di Sungai Citarik, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dari 29 November-8 Desember, mereka membuktikan kedigjayaannya dan mematahkan mitos tuanrumah punya keunggulan karena lebih menguasai medan.

Dengan meyakinkan mereka meraih Juara Umum di kelas-kelas tersebut. Karena bukan merupakan pesta olahraga multi cabang, maka gelar juara umum diberikan pada penguasa tiap kelas, berdasarkan jumlah nilai dari perolehan medali setiap nomor yang diikuti. Peraihan medali emas tentunya mendapatkan nilai tertinggi. Namun nilai dari medali emas berbeda pada tiap nomor. Medali emas nomor Down River Race (Lomba Jarak Jauh) nilainya paling tinggi, 400, karena faktor kesulitannya. Para peserta putri maupun putra, harus menempuh jarak 9,2 km (Kelas U-19 & U-23) serta 14 km (Kelas Terbuka & Master/Senior).

Sebagai hajatan tetap Federasi Arung Jeram Internasional (IRF), yang memiliki anggota 56 negara, Indonesia berhasil mengalahkan Brasil dalam penawaran pada 2010, untuk menjadi tuanrumah. Karena sungai di Brasil tidak layak untuk lomba jenis R6/Rafting 6 (6 pedayung dalam perahu). Akhirnya IRF memutuskan Brasil menggelar WRC R4 pada tahun lalu. Sebanyak 592 pedayung asal 23 negara mengikuti WRC 2015 Indonesia. Kejuaraan Dunia Arung Jeram untuk pertama kali berlangsung pada 1998.

Menurut Direktur Promosi & Publikasi WRC 2015 Indonesia, Adiseno, Indonesia berminat menggelar WRC R4. "Penawaran belum kita ajukan. Sebelumnya kita masih harus mencari sungai yang cocok, karena Citarik terlalu tinggi tingkat kesulitannya untuk kategori R4," ujar Sekjen FAJI itu. Pada skala tingkat kesulitan sungai untuk olahraga arung jeram di dunia, Sungai Citarik termasuk tingkat 3+. Sungai dengan tingkat kesulitan tertinggi di dunia, yakni banyaknya jeram dan ketinggian air rata-rata, terdapat di Colorado (Amerika Serikat), Brasil dan Selandia Baru, yakni 4 hingga 5.

Selain menorehkan sejarah arung jeram dunia di tingkat organisasi, sebagai negara pertama yang menggelar WRC di Asia, Indonesia juga untuk pertama kali meraih medali emas dalam WRC R6 sejak bergabung dengan IRF pada tahun 2000. Adalah tim nasional U-19 Putra yang berhasil menyingkirkan Inggris dan Rusia di nomor Sprint, adu cepat sepanjang 300 meter. Keberhasilan meraih emas pertama di hari pertama kejuaraan, menjadi

pemicu bagi tim nasional Indonesia lainnya. Namun hingga kejuaraan hari terakhir pada Senin (7/12), hanya dua medali emas lagi yang berhasil diraih, oleh tim U-19 Putri di nomor DRR dan tim U-23 Putra juga di nomor DRR. WRC melombakan empat nomor di kelompok putri dan putra; Sprint, Head To Head/H2H (satu perahu lawan satu perahu), Slalom dan DRR. Sedang Kelas Terbuka memungkinkan pedayung semua umur bergabung dalam satu tim.

Perhatikan Generasi Muda

Presiden IRF, Joe Willie Jones, kepada Humas & Koordinator Media WRC 2015 Indonesia, Tagor Siagian, mengaku sangat menghargai kerja keras Fedrrasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) dalam menggelar WRC 2015. "Menjadi pelopor penyelenggara WRC untuk pertama kali di Asia, sudah merupakan prestasi luarbiasa. Pastinya ada kekurangan di sana-sini, tapi itu harus bisa diperbaiki jika ingin menggelar WRC R4," ujar mantan stuntman adegan arung jeram dalam film "River Wild".

FAJI terbukti berhasil membuka jalur bagi negara Asia lainnya. Pada WRC R6 2017, Jepang akan menjadi tuanrumah. Terkenal dengan kinerja manusianya yang cepat, cerdas, profesional dan disiplin, kita akan disajikan cuplikan bagaimana kira-kira pelaksanaan Olimpiade 2020 di Tokio. Selama WRC 2015, awak dokumentasi tim nasional Jepang terlihat rajin merekam semua aspek penyelenggaraan, untuk dijadikan bahan pembelajaran.

Dalam sambutannya saat menutup WRC 2015, Selasa malam (8/12), di perkampungan pengelola wisata arung jeram Bravo! di Desa Cikidang, Joe mengingatkan bahwa perhelatan akbar tiap cabang olahraga di dunia tetap harus mengutamakan kepentingan atlit yang berlaga.

"Kejuaraan Dunia bukan untuk menjunjung tinggi gengsi sebuah organisasi, tapi demi kemajuan olahraga itu sendiri!" tandasnya, yang disambut tepuk tangan ratusan atlit yang masih tersisa. Sebagian sudah kembali ke negaranya masing-masing, setelah lomba usai pada Senin (7/12).

Mereka yang berasal dari atau menetap di Amerika Latin atau Kanada dan Amerika Serikat, seperti Joe (di Cili), harus menempuh penerbangan sekitar 30-40 jam.

Kendala klasik dalam mengikuti kejuaraan di belahan bumi berbeda, adalah tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan para atlit untuk transportasi, penginapan serta makan selama di Indonesia. Karenanya. organisasi di masing-masing negara peserta terbiasa mencari bapak asuh, mitra dari perusahaan BUMN, untuk pendanaan kegiatan mereka selama setahun atau dua tahun ke depan.

WRC R6/Rafting 6 untuk 6 pedayung dalam perahu, biasa diselenggarakan di tahun ganjil. Sedangkan WRC R4 untuk 4 pedayung dalam perahu, berlangsung di tahun genap. Tahun 2016, WRC R4 akan diselenggarakan di sungai buatan terpanjang di dunia (1,2 km) di Taman Rekreasi Air Wadi Adventures, di hulu pegunungan Jebel Hafeet, Al Ain, Uni Emirate Arab. Belum diketahui apakah ada rencana pembuatan sungai buatan lagi, untuk nomor Jarak Jauh sepanjang 14-17 km.

Sedangkan WRC R6 2017 akan berlangsung di Sungai Yoshinogawa, Teliba, Jepang. Menurut pelatih fisik tim nasional Jepang kepada Humas & Koordinator Media WRC 2015 Indonesia, Tagor Siagian, Pra WRC 2017 akan diselenggarakan awal November 2016, sekitar dua pekan sebelum WRC R4. Para peserta akan merasakan sensasi kereta api cepat selama 4 jam dari ibukota Tokio menuju lokasi kejuaraan.

Joe antusias melihat meningkatnya jumlah peserta WRC R6 di Kelas U-19 dan U-23, yang kali ini diikuti 11 negara. Untuk itu ia mengharapkan para anggota IRF sebanyak 56 negara, lebih memperhatikan pembinaan atlit mudanya. "Karena merekalah calon juara masa depan. Organisasi olahraga yang baik adalah yang berhasil dalam regenerasi atlitnya. Mari kembalikan generasi muda ke alam, dengan mendalami olahraga petualangan. Jangan biarkan mereka tenggelam dalam gawai (gadget) dan tidak terkena matahari!" serunya.(PR/Tgr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar